Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Data Hilang

Gambar
Dalam sebuah percobaan, seringkali percobaan tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jika data yang diperoleh dari suatu penelitian hanya sebagian teramati, maka masalah umum dalam percobaan telah terjadi yang dikenal sebagai data hilang. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya perlakuan yang tidak tepat, kerusakan pada obyek percobaan dan data yang tidak logis. Nilai-nilai yang hilang tersebut harus diduga dan diganti sebelum melakukan analisis lebih lanjut (Yusuf,N.A., 2018) Penyebab Data Hilang Penyebab Data Hilang (Source: PPT Pak Arifin) Rumus untuk Mencari Data Hilang Satu Data Hilang dalam RAK Satu Data Hilang RAK (Source: Slidehare) Langkah selanjutnya :  Menghitung/menganalisis anova penelitian, pada JKP (JK Perlakuan) akan dihitung ulang menggunakan rumus "bias perlakuan"  Bias Perlakuan (Source: Yusuf,N. 2018) Satu Data Hilang dalam RBSL  Rumus Data Hilang RBSL (Source: PPT Pak Arifin) Langkah sela

Struktur Data SIG

Gambar
    Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat bekerja dengan bermacam-macam data sesuai dengan tujuan spesifik dari penggunaan SIG itu sendiri. Secara umum data-data yang ada dapat dikelompokkan menjadi data spasial yaitu peta dan data non spasial (atribut) yang bersifat deskriptif. Data dalam SIG D ata Spasial =  Data spasial adalah jenis data yang merepresentasikan obyek-obyek geografi yang penyajian datanya secara keruangan. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari obyek di muka bumi. Data Spasial (Source: PPT pak Arifin) Data NonSpasial = Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi denga

Uji Rerata (BNT, BNJ, Duncan)

Gambar
Uji BNT Uji BNT merupakan prosedur pengujian perbedaan diantara rata-rata perlakuan yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Metode ini diperkenalkan oleh Fisher (1935), sehingga dikenal pula dengan Metoda Fisher’s LSD (Least Significance Difference). Untuk menggunakan uji BNT, atribut yang kita perlukan adalah nilai kuadrat tengah galat (KTG), taraf nyata, derajat bebas(db) galat, dan tabel t-student untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan  (Susilawati, 2015) .  Uji BNT menguji perlakuan secara berpasang – pasangan, misalkan jika terdapat 6 perlakuan yang akan dibangdingkan berarti terdapat pasangan pengujian dimana setiap pasangan memiliki peluang galat jenis I sebesar . Berarti semakin banyak jumlah perlakuan yang akan dibandingkan akan mengakibatkan kesalahan yang harus ditanggung juga semakin besar. Oleh karena itu, BNT akan sangat sensitive terhadap perbedaan yang muncul dalam perlakuan karena kriteria pemisahan perlakuan tidak terlalu ketat. Umunya, perlakuan

Rancangan Petak Terbagi (RPT)

Gambar
Falsafah Pemakaian   Rancangan split plot design atau dalam bahasa Indonesia disebut Rancangan Petak Terpisah atau Rancangan Petak Terbagi (RPT) merupakan jenis percobaan faktorial (lebih dari satu faktor). Rancangan ini dicirikan oleh adanya petak utama dan anak petak. RPT (Split Plot Design) digunakan untuk menyelidiki pengaruh-pengaruh utama dan interaksi dengan derajat ketelitian yang tidak sama. Dalam hal ini, pengaruh utama salah satu faktor dan interaksinya dianggap lebih penting untuk diletiti dari pada pengaruh faktor utama lainnya. Model matematika dari RPT adalah:  Model matematika RPT (Source: Hanafiah, 2001)  Kondisi Pemakaian Menurut Derajat Kepentingan Faktor-Faktor Penelitian Jika, faktor B lebih dipentingkan dari pada faktor A, maka faktor  B ditempatkan sebagai faktor perlakuan pada subpetak, dan faktor A ditempatkan sebagai faktor perlakuan pada petak-petak utama.  Menurut Derajat kemudahan penerapan perlekuan, Jika faktor B lebih mudah diterapka

SIG dan Sumber Daya Lahan

Gambar
       Sistem Informasi Sumberdaya Lahan (SISL) merupakan bagian dari Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem Informasi Sumberdaya Lahan memfokuskan perhatian pada data fisik sumberdaya lahan seperti tanah, vegetasi, dan air, sementara SIG mencangkup aplikasi yang lebih luas termasuk aplikasi di bidang sosial, ekonomi, pariwisata, pemerintahan, dan sebagainya. Di kalangan masyarakat luas, SIG lebih dikenal dibandingkan dengan SISL. Walaupun demikian, seluruh aplikasi SISL dapat ditangani dengan sofware SIG. Dengan mengetahui SIG berarti analisis Sistem Informasi Sumberdaya Lahan dengan mudah dapat dilakukan. Di bawah ini disajikan istilah dan terminologi SIG yang didasarkan atas negara dan disiplin ilmu yang menggunakan istilah tersebut :  Istilah SISL (Source: repository.unej.ac.id) Definisi dan Subsistem SDL        Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)

Gambar
    Hanafiah (2001) menyatakan bahwa jika pada RAK berupa pengelompokkan, maka pada  Rancangan Bujur Sangkar Latin ini, lokal kontrol nya berupa baris (row) dan lajur (coulomb). Baris dan lajur ini hanyalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahwa perambangan perlakuan-perlakuan dilkukan secara kuadrat (persegi) atau bersilang arah. Adapun syarat dari penggunaan Rancangan Bujur Sangkar Latin ini, adalah:  Jumlah baris = Jumlah Lajur = Jumlah Perlakuan, sehingga jika jumlah perlakuan terlalu kecil akan menyebabkan ulangan perlakuan terlalu sedikit dan jika jumlah perlakuan terlalu besar akan tidak ekonomis jika digunakan. Oleh karena itu, RBSL ini umunya hanya digunakan jika perlakuan yang diteliti sebanyak 5-8 perlakuan. Untuk mengatasi kesulitan akibat persyaratan tersebut, metode RBSL ini telah dimodifikasi oleh Youden, dimana RBSL modifikasi ini disebut RAK Youden, jumlah perlakuan tidak perlu sama dengan jumlah baris atau jumlah lajur.  Tidak ada interaksi antara baris d